RESUM
2
Disusun guna memenuhi tugas:
Mata Kuliah :
Strategi Belajar Mengajar
Dosen pengampu : Chusna
Maulida, M. Pd. I
Oleh:
MAYDA AR RAHMAH
2021 111 272
Kelas: C
TARBIYAH PAI
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
(STAIN) PEKALONGAN
2013
IDENTITAS BUKU
Judul : Belajar dengan Pendekatan Pembelajaran Aktif, Inovatif,
Lingkungan, Kreatif, Efektif, Menarik
Pengarang : Prof. Dr. Hamzah B. Uno, M.Pd
Nurdin
Mohammad, S. Pd.,M.Si
Penerbit : PT. Bumi Aksara, Jakarta, 2011
BAB
I
KONSEP
DASAR STRATEGI PEMBELAJARAN
YANG
BERCIRIKAN PAILKEM
A.
Pendahuluan
Seiring dengan tanggung jawab profesional pengajar dalam proses
pembelajaran, maka dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran setiap guru
dituntut untuk selalu menyiapkan segala sesuatu yang berhubungan dengan program
pembelajaran yang akan berlangsung. Tujuannnya adalah agar kegiatan
pembelajaran dapat berjalan secara efektif dan efisien, yaitu tujuan akhir yang
diharapkan dapat dikuasai oleh semua peserta didik.
Dalam rangka pencapaian tujuan pembelajaran ini, setiap guru
dituntut untuk benar-benar memahamai strategi pembelajaran yang akan
diterapkannya. Sehubungan dengan hal tersebut, seorang guru perlu memikirkan
strategi atau pendekatan yang akan digunakannya. Pemilihan strategi pembelajaran
yang tepat, yaitu dengan situasi dan kondisi yag dihadapi akan berdampak pada
tingkat penguasaan atau prestasi belajar yang dihadapi.
B.
Hakikat Strategi Pembelajaran
Pemilihan strategi pembelajaran pada dasarnya merupakan salah satu
hal yang harus dipahami oleh setiap guru, mengingat proses pembelajaran
merupakan proses komunikasi multiarah antarsiswa, guru, dan lingkungan belajar.
Karena itu pembelajaran harus diatur sedemikian rupa sehingga akan diperoleh
dampak pembelajaran secara langsung (instructional effect) ke arah
perubahan tingkah laku sebagaimana dirumuskan dalam tujuan pembelajaran.
Strategi pembelajaran yang dipilih oleh guru selayaknya didasari
pada berbagai pertimbangan sesuai dengan situasi, kondisi, dan lingkungan yang
akan dihadapinya. Pemilihan strategi pembelajaran umumnya bertolak dari (a)
rumusan tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan, (b) analisis kebutuhan dan
karakteristik peserta didik yang dihasilkan, dan (c) jenis materi pembelajaran
yang akan dikomunikasikan. Ketiga elemen yang dimaksud, selanjutnya disesuaikan
dengan media pembelajaran atau sumber belajar yang tersedia dan mungkin
digunakan.
C.
Berbagai Pendapat tentang Strategi Pembelajaran
Terdapat berbagai pendapat tentang strategi pembelajaran
sebagaimana dikemuakakan oleh para ahli pembelajaran (instructional
technologist) di antaranya akan dipaparkan sebagai berikut:
·
Kozma
dan Gafur (1989) secara umum menjelaskan bahwa strategi pembelajaran dapat
diartikan sebagai setiap kegiatan yang dipilih, yaitu yang dapat memberikan
fasilitas atau bantuan kepada peserta didik menuju tercapainya tujuan
pembelajaran tertentu.
·
Gerlach
dan Ely (1980) menjelaskan bahwa strategi pembelajaran merupakan cara-cara yang
dipilih menyampaikan materi pembelajaran dalam lingkungan pembelajaran
tertentu. Selanjutnya dijabarkan oleh mereka bahwa strategi pembelajaran
tersebut meliputi sifat, lingkup, dan urutan kegiatan pembelajaran yang dapat
meberikan pengalaman belajar kepada peserta didik.
·
Dick
dan Carey (1990) menjelaskan bahwa strategi pembelajaran terdiri atas seluruh
komponen materi yang digunakan oleh guru dalam rangka membantu peserta didik
mancapai tujuan pembelajaran tertentu. Menurut mereka strategi pembelajaran
bukan hanya terbatas pada prosedur dan tahapan kegiatan belajar saja, melainkan
termasuk juga pengaturan materi atau paket program pembelajarn yang akan
disampaikan kepada peserta didik.
D.
Hubungan antara Strategi, Tujuan, dan Metode Pembelajaran
Pemilihan strategi pembelajaran sangatlah penting. Artinya bagaimana
guru dapat memilih kegiatan pembelajaran yang paling efektif dan efisisen untuk
menciptakan pengalaman belajar yang baik, yaitu yang dapat memberikan fasilitas
kepada peserta didik mencapai tujuan pembeljaran (Uno, 1996).
Strategi pembelajaran yang akan dipilih dan digunakan oleh guru
bertitik tolak dari tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan di awal. Agar
diperoleh tahapan kegiatan pembelajaran yang berdaya dan berhasil guna, maka
guru harus mampu menentukan strategi pembelajaran apa yang akan digunakan.
Strategi pembelajaran pada dasarnya adalah suatu rencana untuk mencapai tujuan.
Terdiri dari metode, tekik, dan prosedur yang mampu menjamin peserta didik
benar-benar akan dapat mencapai tujuan akhir kegiatan pembelajaran.
E.
Perbedaan antara Strategi, Metode, dan Teknik Pembelajaran
Teknik pembelajaran seringkali disamakan artinya dengan metode
pembelajaran. Teknik adalah jalan, alat atau media yang digunakan oleh guru
mengarahkan kegiatan peserta didik ke arah tujuan yang didinginkan atau dicapai
(Gerlach dan Ely,1980).
Metode pembelajaran didefinisikan sebagai cara yang digunakan guru
dalam menjalankan fungsinya dan merupakan alat untuk mencapai tujuan
pembelajaran. Akan tetapi, di dalam pelaksanaan sesungguhnya, metode dan teknik
memiliki perbedaan.
Metode pembelajaran lebih bersifat prosedural, yaitu berisi
tahapan-tahapan tertentu, sedangkan teknik adalah cara yang digunakan dan
bersifat implementatif. Dengan perkataan lain, metode yang dipilih oleh
masing-masing guru adalah sama, tetapi mereka menggunakan teknik yang berbeda.
F.
Strategi Pembelajaran PAILKEM
Strategi pembelajaran PAILKEM merupakan salah satu strategi yang
dapat diterapkan dalam kegiatan pembelajaran. Dimaksudkan dengan strategi
karena bidang garapannya tertuju pada bagaimana cara: (1) pengorganisasian
materi pembelajaran, (2) menyampaikan atau menggunakan metode pembelajaran, dan
(3) mengelola pembelajaran sebagaimana yang dikehendaki oleh ilmuan
pembelajaran selama ini, seperti Reigeluth dan Merill yang telah meletakkan
dasa-dasar instruksional yang mengoptimalkan proses pembelajaran.
PAILKEM merupakan sinonim dari Pembelajaran Aktif, Inovatif,
Lingkungan, Kreatif, Efektif, dan Menarik. Sinonim dari PAILKEM tersebut secara
ringkas diuraikan berikut ini:
1.
Pembelajaran yang Aktif
Konsep
pembelajaran Aktif bukanlah tujuan dari kegiatan pembelajaran, tetapi merupakan
salah satu strategi yang digunakan untuk mengoptimalkan proses pembelajaran.
Aktif dalam strategi ini adalah memosisikan guru sebagai orang yang menciptakan
suasana belajar yang kondusif atau sebagai fasilitator dalam belajar, sementara
siswa sebagai peserta belajar yang harus aktif.
2.
Pembelajaran Inovatif
Pembelajaran
inovatif juga merupakan strategi pembelajaran yang mendorong aktifitas belajar.
Maksud inovatif disini adalah dalam kegiatan pembelajaran itu terjadi hal-hal
yang baru, bukan saja oleh guru sebagai fasilitator belajar, tetapi juga oleh
siswa yang sedang belajar.
3.
Pembelajaran yang Menggunakan Lingkungan
Strategi
pembelajaran yang menggunakan lingkungan adalah salah satu strategi yang
mendorong siswa agar belajar tidak
tergantung dari apa yang dalam kitab atau buku yang merupakan pegangan
guru. Konsep pembelajaran ini berangkat dari belajar kontekstual dengan lebih
mengedepankan bahwa hal yang perlu dipelajari terlebih dahulu oleh siswa adalah
apa yang ada pada lingkungannya. Dengan mengetahui lingkungan yang ada
disekitarnya, maka kelak siswa setelah selesai belajar, dia akan berusaha
memanfaatkan lingkungan ini sebagai sumber daya yang akan dikelolanya sebagai
sumber yang dapat memberikan nilai tambah baginya.
4.
Pembelajaran yang Kreatif
Pembelajaran
yang kreatif adalah salah satu strategi pembelajaran yang bertujuan untuk
mengembangkan kemampuan berpikir siswa. Pembelajaran kreatif ini pada dasarnya
mengembangkan belahan otak kanan anak yang dalam teori Hemosfir disebutkan
bahwa belahan otak anak terdiri dari belahan kiri dan belahan kanan. Belaha
kiri sifatnya konvergen dengan ciri utamanya berpikir linier dan teratur,
sementara belahan otak kanan sifatnya difergen dengan ciri utamanya berpikir
konstruktif, kreatif, dan holistik.
5.
Pembelajaran yang Efektif
Pembelajaran
yang efektif adalah salah satu strategi pembelajaran yang diterapkan guru
dengan maksud untuk menghasilkan tujuan yang telah ditetapkan. Strategi pembelajaran
yang efektif ini menghendaki agar siswa yang belajar dimana dia telah membawa
sejumlah potensi lalu dikembangkan melalui kompetensi yang telah ditetapkan,
dan dalam waktu tertentu kompetensi belajar dapat dicapai siswa dengan baik
atau tuntas.
6.
Pembelajaran yang Menarik
Muara
dari strategi yang digunakan dalam pembelajaran adalah bagaimana proses
pembelajaran itu bisa berjalan dengan baik dan menarik bagi siswa yang belajar.
Inti
dari strategi pembelajaran yang menarik terletak pada bagaimana memberikan
pelayanan kepada siswa sebab posisi siswa jika diibaratkan dalam sebuah
perusahaan, maka siswa merupakan pelanggan yang perlu dilayani dengan baik.
BAB
2
KOMPONEN
DAN KRITERIA PEMILIHAN STRATEGI
PEMBELAJARAN
A.
Komponen Strategi Pembelajaran
1.
Kegiatan Pembelajaran Pendahuluan
Kegiatan
pendahuluan sebagai bagian dari suatu sistem pembelajaran secara keseluruhan memegang
peranan penting. Pada bagian ini guru diharapkan dapat menarik perhatian
peserta didik atas materi pelajaran yang akan disampaikan. Karena pendahuluan
yang disampaika dengan menarik akan dapat meningkatkan motivasi belajar peserta
didik.
2.
Penyampaian Informasi
Penyampaian
informasi seringkali dianggap sebagai sesuatu kegiatan penting dalam proses
pembelajaran, padahal bagian ini hanya merupakan ssalah satu komponen dari
strategi pembelajaran.
3.
Tes
Serangkaian tes
umum yang digunakan oleh guru untuk mengetahui apakah pengetahuan, sikap, dan
keterampilan telah benar-benar dimiliki oleh peserta didik atau belum.
4.
Kegiatan Lanjutan
Kegiatan
lanjutan yang dikenal denga follow up dari suatu hasil kegiatan yang
telah dilakukan seringkali tidak dilaksanakan dengan baik oleh guru. Dalam
kenyataannya setiap kali tes dilakukan,
selalu saja terdapat peserta didik yang berhasil dengan tugas diatas
rata-rata, yaitu (a) hanya menguasai atau sebagian cenderung di rata-rata
tingakat penguasaan yang diharapkan dapat dicapai, (b) peserta didik seharusnya
menerima tindak lajut yang berbeda sebagai kosekuensi dari hasil belajar yang
bervariasi tersebut.
B.
Kriteria Pemilihan Strategi Pembelajaran
Pemilihan strategi pembelajaran yang akan digunakan dalam proses
pembelajaran harus berorientasi pada tujuan pembelajaran yang akan dicapai.
Selain itu harus disesuaikan dengan jenis materi, karakteristik peserta didik
serta situasi calon, kondisi dimana proses pembelajaran tersebut akan
berlangsung. Terdapat berbagai metode dan teknik pembelajaran yang akan
digunakan oleh guru, tetapi tidak semuanya sama efektifnya mencapai tujuan
pembelajaran. Untuk itu dibutuhkan aktivitas guru dalam memilih strategi pembelajaran.
Selanjutnya dijelaskan bahwa kriteria pemilihan strategi
pembelajaran hendaknya diladasi prinsip efisiensi, dan efektifitas dalam
mencapai tujuan pembelajaran dan tingkat keterlibatan peserta didik: strategi
pembelajaran manakah yang dapat membantu peserta didik dalam mencapai tujuan
yang telah dirumuskan? Pemilihan strategi pembelajaran yang tepat dirahkan
agar peserta didik dapat melaksanakan kegiatan pembelajaran secara optimal.
C.
Pendekatan Inovatif dalam Strategi Pembelajaran
Dalam pembelajaran modern sekarang ini, yang lebih dipentingkan
bagaiman mengaktifkan keterlibatan peserta didik dalam proses pembelajaran
secara mandiri, yaitu melalui kegiatan pembelajaran yang berorientasi pada
penentuan (discovery) dan pencarian (inquiry).
D.
Mendorong Siswa Belajar Secara Aktif
Dahulu kita mengenal konsep Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA). Konsep
tersebut merupakan salah satu penerapan dari model pendekatan ini. Secara
harfiah, CBSA dapat diartikan sebagai suatu sistem belajar mengajar menekankan
keaktifan peserta didik secara fisik, mental, intelektual, dan emosional.
Tujuannya adalah memperoleh hasil belajar yang berbentuk perpaduan antara aspek
kognitif, afektif, dan psikomotorik.
1.
Prinsip Pembelajaran yang Mengaktifkan Siswa
a.
Mendesain
pembelajaran yang dapat membuat siswa aktif sepenuhnya dalam proses belajar.
Keaktifan fisik, mental, dan emosional dapat diupayakan melibatka sebanyak
mugkin indera siswa.
b.
Membebaskan
siswa dari ketergantungan yang berlebihan pada guru. Cara belajar DDCH (Duduk,
Dengar, Catat, Hafal) mengakibatkan siswa dalam belajar selalu di bawah arahan
guru, maksudnya tanpa guru murid tidak punya inisiatif sendiri.
c.
Menilai
hasil belajar dengan cara berikut, yaitu bahwa setiap hasil pembelajaran syarat dengan berbagai
macam kegiatan belajar, maka prestasi peserta didik tergambar pada kegiatan
belajar itu perlu diadaka penilaian dengan ujian lisan, ujian tertulis, tes
buku terbuka, tes yang dikerjakan di rumah, dan lain-lain.
2.
Prinsip-Prinsip Belajar
a.
Stimulus Belajar
Stimulus
belajar hendaknya dapat benar-benar mengkominikasikan informasi atau pesan yang
hendak disampaikan oleh guru jepada siswa.
b.
Perhatian dan Motivasi
Stimulus
belajar yang diberikan oleh guru bukan berarti perhatian dan motivasi dari
siswa tidak diperlukan lagi. Kebutuhan peserta didik untuk belajar akan
mendorong timbulnya motivasi dalam diri masing-masing peserta didik. Untuk itu
sangat diperlukan kreativitas guru dalam membuat inovasi-inovasi baru dalam
kegiatan pembelajaran.
c.
Respons yang Dipelajari
Respons siswa terhadap
stimulus guru dapat berupa perhatian, proses internal terhadap informasi
tauapun tindakan nyata dalam bentuk partisipasi dan minat siswa saat mengikuti
kegiatan belajar mengajar.
d.
Penguatan
Sumber penguat
belajar untuk pemuasan kebutuhan berasal dari luar dan dari dalam dirinya. Dari
luar seperti nilai, ganjaran, hadiah-hadiah, dan lain-lain. Dari dalam diri
bisa terjadi pabila respons yang dilakukan oleh siswa betul-etul memuaskan
dirinya dan sesuai kebutuhan.
e.
Pemakaian dan Pemindahan
Dalam menyampaikan
informasi yang jumlahnya tidak terbatas, penting sekali dilakukan pengaturan
dan penempatan informasi sehingga dapat digunakan apabila diperlakukan kembali.
Pengingatan kembali informasi yang telah diperoleh cenderung terjadi apabila
digunakan dalam situasi serupa.
3.
Prinsip-Prinsip Mengaktifkan Siswa dalam Dimensi Program
Pembelajaran
a.
Penentuan Tujuan dan Isi Pembelajaran
Prinsip ini
menuntut agar dalam mengembangkan program pembelajaran hendaknya dilakukan
penyesuaian antar tujuan dari isi pembelajaran dengan karakteristik siswa,
sehingga dapat memenuhi kebutuhan minat dan kemampuan siswa.
b.
Pengembangan Konsep dan Aktivitas
Prinsip ini
mensyaratkan agar program mampu menyajikan alternatif kegiatan yang mengarah
pada pengembangan konsep aktivitas belajar siswa.
c.
Pemilihan dan Penggunaan berbagai Metode dan Media
Prinsip ini
menuntut agar guru mampu memilih dan sekaligus mampu menggunakan berbagai
strategi metode belajar-mengajar, sehingga dapat menciptakan kondisi belajar
yang dapat membelajarkan siswa aktif dan penuh makna.
d.
Penentuan Metode dan Media
Prinsip ini
mensyaratkan agar dalam proses pembelajaran diberikan alternatif metode dan
media yang dapat dipilih secara luwes. Maksudnya pengembangan program hendaknya
mempu memilih metode atau media sebagai alternatif memilih kesetaraan.
e.
Komunikasi yang Bersahabat antara Guru dan Siswa
Prinsip ini
mempersyaratkan agar dalam situasi belajar mengajar dapat dibangun hubungan dan
personal yang setara. Komunikasi yang bersahabat antara guru dan siswa akan memperlancar
jalannya proses belajar mengajar sehingga kan menigkatkan keaktifan siswa.
f.
Kegairahan dan Kegembiraan dalam Belajar
Prinsip ini
mempersyaratkan berkembangnya situasi belajar mengajar sehingga akan
meningkatkan kegairahan dan kegembiraan belajar.
4.
Pendekatan Keterampilan Proses
Tugas
utama guru adalah menciptakan suasana kelas sedemikian rupa agar terjadi
interaksi belajar mengajar yang dapat memotivasi siswa untuk belajar dengan
baik dan sungguh-sungguh. Keterampilan proses akan berjalan sebagaimana
diharapkan apabila dalam praktiknya mampu mengembangkan keterampilan memproses
perolehan. Tanpa keterampilan memproses keterampilan, pastilah hal ini tidak
akan bergerak, karena keterampilan-keterampilan itu merupakan roda penggerak
penemuan dan pengembangan fakta dan konsep serta pertumbuhan da pengembangan
sikap dan nilai pada diri siswa.
5.
Kemampuan Dasar yang Perlu Dikembangkan
a.
Mengamati
b.
Menghitung
c.
Mengukur
d.
Mengklasifikasi
e.
Menarik
hubungan antara ruag dan waktu
f.
Merumuskan
Hipotesis
g.
Merencanakan
penelitian atau melakukan eksperimen
h.
Mengendalikan
variabel
BAB
3
KEBUTUHAN BELAJAR DAN TUJUAN
PEMBELAJARAN
Pembelajaran yang merupakan perpaduan antara kebutuhan belajar dan
aktivitas mengajar berjalan memenuhi harapan. Harapan tersebut adalah apa yang
menjadi kebutuhan siswa yang belajar, sehingga terarah tujuan pembelajaran yang
dirumuskan guru.
A.
Mengapa Kita Memulai dengan Perancangan Pembelajaran?
Beberapa alasan yang membenarkan
dilaksanakan proyek perancangan pembelajaran yaitu:
1.
Tingkat
hasil belajar atau siswa masih di bawah harapan;
2.
Biaya
program pembelajaran terlalu tinggi
3.
Periode
pelatihan atau waktu yang dibutuhkan oleh pelatihan lebih lama dari waktu yang
dikehendaki;
4.
Adanya
keinginan untuk mengubah metode pembelajaran
5.
Siswa
atau peserta pelatihan selalu menyatakn ketidakpuasan mereka terhadap suatu
pelajaran atau program.
B.
Kapan Suatu Kebutuhan dapat Dikatakan Bukan Kebutuhan atau
Perancangan Pembelajaran?
Bila ada
tuntutan akan perubahan atau pertumbuhan dalam ilmu pengetahuan, keterampilan atau
sikap siswa atau karyawan, maka sangat diperlukan dilaksanaknnya pendidikan
atau program pelatihan. Namun setelah diselidiki, adakalanya kebutuhan itu
tidak dapat diidentifikasikam secara jelas sebagai kebutuhan yang memerlukan
jalan keluar pembealajaran.
C.
Mengumpulkan Data untuk Membuktikan Adanya Suatu Kebutuhan
Kaufman mengelompokkan tata cara
mengumpulkan informasi ini ke dalam dua kategori, yakni tata cara penilain
internal dan eksternal.
1.
Tata
Cara Penilaian Internal
Ada dua sumber dalam lembaga atau
organisasi yang dapat mengumpulkan data dengan berbagai cara, yang mencakup:
a.
Menganalisis
hasil ujian siswa dan skla penilaian prestasi siswa;
b.
Mewawancarai
pengajar dan anggota staf lain mengenai amatan dan kesan mereka tentang arti
dan tingkat keberhasilan;
c.
Memperoleh
rekomendasi atau menerima “pesanan” dari pengelola atau staf lain untuk memulai
upaya pelatihan;
2.
Tata
Cara Penilaian Eksternal
Metode yang digunakan mencakup:
·
Mewawancarai
mereka yang berkecimpung dalam pendidikan atau pelatihan di organisasi atau
para pengelola, pengawas, dan karyawan ketika meraka sedang bekerja.
·
Menganalisis
program pembelajaran pada lembaga lain atau kegiatan di tempay kerja dan
membandingkan keduanya dengan kebutuhan pelatihan.
·
Menyebar
kuesioner untuk menguji praktik yang berlangsung saat ini dan mengekui adanya
kebutuhan di lapangan.
D.
Memilih Judul dan Menetapkan Tujuan Pembelajaran
Setelah
penilaian kebutuhan selesai dikerjakan, dan setelah putusan di ambil untuk
malanjutkan kegiatan perencanaan pengajaran, proyek itu sebaiknya diberi judul
untuk memedakan dengan proyek lain. Kebutuhan satu tujua umum atau lebih harus
ditetapkan, yang menyatakan secara ringkas tentang maksud pembelajaran atau
program yang akan dapat memenuhi program teridentifikasi. Tujuan tersebut
disampaikan kepada anggota tim perencanaan dan siswa yang diperkirakan
mengikuti program tersebut.
BAB
4
STRATEGI PEMBELAJARAN YANG AKTIF
Suasana yang mestinya tercipta dalam
proses pembelajaran adalah bagaimana siswa yang belajar benar-benar berperan
aktif dalam belajar.
A.
Pembelajaran yang Aktif
Salah satu strategi yang dibuat dalam buku ini adalah bagaimana
menjadikan pembelajaran berlangsung secara aktif. Beberapa ciri dari pembelajaran yang aktif
sebagaimana dikemukakan dalam panduan pembelajaran model ALIS (Actife
Learning in School, 2009) adalah sebagai berikut: (1) pembelajaran berpusat
pada siswa, (2) pembelajaran terkait dengan kehidupan nyata, (3) pembelajaran
mendorong anak untuk berpikir tingkat tinggi, (4) pembelajaran melayani gaya
belajar anak yang berbeda-beda, (5) pembelajaran mendorong anak untuk
berinteraksi multiarah (siswa-guru), (6) pembelajaran menggunakan lingkungan
sebagai media atau sumber belajar, (7) pembelajaran berpusat pada anak, (8)
penataan lingkungan belajar memudahkan siswa untuk melakukan kegiatan belajar,
(9) guru memantau proses belajar siswa, dan (10) guru memberikan umpan balik
terhadap hasil kerja anak.
B.
Bagaimana Merancang Strategi Pembelajaran yang Aktif?
Dalam panduan DBE2 melalui program ALIS beberapa hal yang harus
dilakukan guru meliputi:
1)
Membuat
rencana secara hati-hati dengan memperhatikan detail berdasarkan atas sejumlah
tujuan yang jelas yang dapat dicapai
2)
Memberikan
kesempatan bagi siswa untuk belajar secara aktif dan mengaplikasikan
pembelajaran mereka dengan metode yang beragam sesuai dengan konteks kehidupan
nyata siswa
3)
Secara
aktif mengelola lingkungan belajaragar tercipta suasana yang nyaman
4)
Meniali
siswa dengan cara-cara yang dapat mendorong siswa untuk menggunakan apa yang
telah mereka pelajari di kehidupan nyata
C.
Bagaimana Suasana Menerapkan Strategi Pembelajaran Aktif?
Suasana pengelolaan kelas dapat dilihat sebagai gabungan antara
praktik dan prosedur yang digunakan untuk menciptakan lingkungan belajar yang
aman dan bersifat mengembangkan kemampuan serta memaksimalkan waktu belajar.
Pengelolaan kelas merupakan segala sesuatu yang dilakukan guru untuk mengatur
siswa, ruang, waktu, dan materi sehingga pembelajaran siswa dapat berlangsung
dengan baik. Yang termasuk dalam praktik dan prosedur adalah perilaku, strategi
pengelolaan waktu, prosedur untuk mengatur dan mengorganisir grup secara
efektif, prosedur untuk membagi dan mengumpulkan materi secara efisien, serta
untuk mengatur meja dan kursi, pusat belajar dan perabotan lain yang digunakan
untuk belajar.
D.
Bagaimana Menilai Siswa dalam Strategi Pembelajaran yang Aktif?
Banyak cara yang dapat diterapkan dalam penilaian. Akan tetapi
apapun caranya sebenarnya sistem penilaian yang efektif dan edukatif adalah
sistem yang dirancang untuk meningkatkan, bukan hanya mengaudit. Penilaian
tidak sekedar melihat keberhasilan tujuan, tetapi juga melihat kesungguhan
siswa dalam kegiatan belajar. Ini yang disebut dengan penilaian yang bersifat
diagnostik. Selain itu penilaian juga dimaksudkan untuk menentukan tingkat
prestasi yang dicapai siswa, penilaian juga memberikan masukan atas keefektifan
aktivitas pedagogik yang dirancang. Penilaian tidak saja menambah pemahaman
guru terhadap siswa, tetapi juga mengarahkan guru dalam evaluasi program dan
diri.
E.
Metode Pembelajaran Apa yang Dapat Diterapkan dalam Pembelajaran
Aktif?
1.
Metode Pembelajaran dengan Audio Visual
Metode
pembelajaran yang menggunakan audio visual dapat memberikan dimensi lain
pada pembelajaran dan selain itu materi audio visual efektif menjangkau
pelajar dengan gaya belajar yang berbeda-beda.
2.
Metode Curah Pendapat
Metode curah
pendapat dapat juga digunakan dalam strategi pembelajaran yang aktif. Metode
ini sangat efektif untuk mengetahui pa yang telah diketahui oleh siswa.
3.
Metode Studi Kasus
Metode studi
kasus juga dapat digunakan dalam pembelajaran aktif. Strategi pembelajaran
dengan memanfaatkan situasi atau kasus yang dapat memberikan siswa pembelajaran
bermakna dan bermanfaat.
4.
Metode Demonstrasi
Metode
demonstrasi juga digunakan dalam pembelajaran yang aktif, sebab bersentuhan
dengan bagaimana siswa memperagakan sesuatu. Strategi pembelajaran ini
memperlihatkan bagaimana ia melakukan sesuatu yang kemudian diamati dan
dibahas.
5.
Metode Penemuan
Metode penemuan
merupakan metode yang mendorong siswa aktif. Metode penemuan ini merupakan
metode strategi pembelajaran dimana siswa didorong untuk menemukan sendiri
pngetahuan atau konsep baru.
6.
Metode Jigsaw
Metode jigsaw
adalah metode yang menhendaki siswa belajar melalui kelompok. Metode ini
mendorong kerja sama dalam kelompok.
7.
Metode Kegiatan Lapangan
Metode
pembelajaran kegiatan lapangan adalah metode yang berusaha menelusuri dan
menginvestigasi masalah tertentu di lapangan
8.
Metode Diskusi Kelompok
Metode diskusi
kelompok merupakan metode yang menghendaki agar siswa dan guru serta siswa
dengan siswa lainnya terjadi interaksi dan saling tukar pengalaman dan
informasi dalam memecahkan masalah.
BAB
5
MODEL PEMBELAJARAN YANG INOVATIF
A.
Pengertian Pembelajaran Inovatif
Pembelajaran
inovatif adalah suatu proses pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa
sehingga berbeda dengan pemelajaran pada umumnya yang dilakukan oleh guru
(konvensional).
Pembelajaran
inovatif lebih mengarah pada pembelajaran yang berpusat pada siswa. Proses
pembelajaran dirancang, disusun, dan dikondisikan untuk siswa agar belajar.
Pembelajaran aktif merupakan proses pembelajaran dimana seorang guru harus
dapat menciptakan suasana yang sedemikian rupa sehingga siswa aktif bertanya,
mempertanyakan, dan juga mengemukakan gagasannya. Di samping aktif,
pembelajaran juga harus menyenangkan.
B.
Model-model Pembelajaran Inovatif
1.
Model
Pembelajaran Langsung
Model pembelajaran secara langsung
adalah salah satu pendekatan mengajar yang dirancang khusus untuk menunjang
proses belajar siswa yang berkaitan dengan pengetahuan deklaratif dan
pengetahuan prosedural yang terstruktur dengan baik, yang dapat diajarkan dengan
pola kegiatan yang bertahap, selangkah demi selangkah (Arends, 264). Istilah
lain model pengajaran langsung dalam Arends (2001, 264) antara lain training
model, active teaching model, mastery teaching, dan explicit
instruction.
2.
Model
Pembelajaran Diskusi Kelas
Diskusi merupakan komunikasi
seseorang berbicara satu dengan yang lain, saling berbagi gagasan dan pendapat.
Kamus bahasa mendefinisikan diskusi hampir identik dengan diskursus, yaitu
melibatkan saling tukar pendapat secara lisan, teratur dan untuk
mengekspresikan pikiran tentang pokok pembicaraan tertentu (Arends, 1977).
BAB
6
PEMBELAJARAN
YANG MEMANFAATKAN LINGKUNGAN
SEBAGAI SUMBER BELAJAR
A.
Hakikat Lingkungan
Lingkungan merupakan sumber belajar yang paling efektif dan efisien
serta tidak membutuhkan biaya yang besar dalam meningkatkan motivasi belajar
peserta didik.
B.
Pandangan tentang Belajar
Pendidikan pada hakiaktnya adalah suatu proses pendewasaan anak
didik melalui suatu interaksi, proses dua arah antara guru dan siswa. Guru dan
siswa merupakan inti dari proses pendidikan, sedangkan tujuan, alat dan
lingkungan lebih bersifat pengarah, penunjang, dan prasarana. Interaksi guru
dan siswa disebut proses belajar mengajar. Belajar biasanya dikhususkan pada
siswa sedang mengajar ditunjukkan pada guru dan siswa disebut proses belajar
mengajar.
C.
Hakikat Pembelajaran
Istilah pembelajaran berhubungan erat dengan pengertian belajar dan
mengajar. Belajar, mengajar, dan pembelajaran terjadi bersama-sama. Belajar
dapat terjadi tanpa guru atau tanpa kegiatan mengajar dan pembelajaran formal
lain, sedangkan mengajar meliputi segala hal yang guru lakukan di dalam kelas.
Gredler (1986) menegaskan bahwa proses perubahan sikap dan tingkah
laku itu pada dasarnya berlangsung pada suatu lingkungan buatan (eksperimental)
dan sangat sedidkit sekali bergantung pada situasi alami (kenyataan). Oleh
karena itu, lingkungan belajar yang mendukung dapat diciptakan, agar proses
belajar dapat berlangsung secara optimal.
Konsep pembelajaran dengan menggunakan lingkungan memberikan
peluang yang sangat besar kepada peserta didik untuk meningkatkan hasil
belajarnya, dan secara umum konsep pembelajaran dengan menggunakan lingkungan
dapat meningkatkan motivasi belajar dari peserta didik.
BAB
7
PEMBELAJARAN
YANG KREATIF
A.
Mengapa Guru Harus Kreatif?
Guru menjadi faktor kunci untuk mengembangkan potensi peserta didik
agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri serta menjadi warganegara yag berdemokratis dan
bertanggung jawab. Dengan demikian peran guru menjadi utama dalam pembanguan
nilai keunggulan setiap anak bangsa. Tuntutan masyarakat terhadap layanan
pendidikan yang bermutu semakin mendorong guru untuk kreatif menciptakan
layanan pembelajaran yang inovatif, berpusat pada siswa dan dilandasi nilai-nilai religi dan kearifan
lokal. Nilai-nilai religi dan kearifan lokal harus mnejadi “ruh” dan pendukung
kekuatan (support power) bagi guru untuk lebih memerankan kedudukan dan
fungsi profesionalnya serta meningkatkan layanan pendidikan yang berkualitas.
B.
Guru yang Kreatif
Dinamika lingkungan kehidupan yang berkembang dinamis dalam semua
aspek menjadi tantangan bagi guru sebagai agen pembelajar sekaligus agen
perubahan karena seorang guru harus profesional, yaitu bagaimana guru
memerankan kedudukan dan fungsi profesionalnya untuk meningkaykan layanan
pendidikan.
C.
Upaya Menjadi Guru Kreatif
Internalisasi nilai-nilai keunikan berupa keunggulan sebagai
perwujudan kreativitas dapat dilakukan melalui kegiatan berbagi gagasan dan ide
serta pengalaman. Seperti kegiatan “Training dan Workshop Writing Skill”,
khususnya untuk guru SD/MI. Kegiatan ini merupakan langkah positif untuk
membangun kreativitas pembelajaran dalam konteks kasus yang berbeda dan khas
untuk setiap lingkungan dan peserta didik.
D.
Guru Perlu Kreatif untuk Meredam Kebosanan
Mengikuti program penyegaran dalam bentuk kegiatan penataran,
musyawarah kerja, dan program peningkatan kualitas lain sungguh tepat.
Melatih
diri untuk meningkatkan kemampuan berbahasa dalam bentuk berpidato atau
berceramah untuk masyarakat dan menyempatkan diri untuk menulis artikel-artikel
adalah bentuk lain dari pengembangan kreativitas guru. Mendalami psikologi
remaja sehingga guru dapat memahami meningkatkan kreativitas guru dalam
bertindak. Rata-rata guru yang kreatif adalah guru yang kaya akan ide-ide dan
menerapkan bentuk nyata. Dalam realita tampak
bahwa kreativitas dapat mengatasi rasa bosan.
E.
Kegunaan Guru Kreatif
Guru dituntut untuk lebih kreatif dalam proses pembelajaran di
sekolah karena di masa mendatang guru tidak lagi menjadi satu-satunya orang
yang paling pintar di tengah-tengah siswanya. Sejalan dengan tantangan
kehidupan global, peran dan tanggung jawab guru pada masa mendatang semakin
kompleks. Sehingga guru dituntut untuk senantiasa melakukan peningkatan dan
penyesuaian penguasaan kompetensinya. Jika guru tidak memahami mekanisme dan
pola penyebaran informasi yang demikian cepat, ia akan tertinggal secara
profesioanal.
F.
Berpikir Lebih Kreatif
Berpikir kreatif berarti berusaha untuk menyelesaikan suatu
permasalahan dengan melibatkan segala tampakan dan fakta pengolahan data di
otak. Proses kreatif tidak akan dapat dilaksanakan tanpa adanya pengetahuan
yang di dapat melalui membaca, berbahasa, dan aspek-aspek lain. Oleh sebab itu
seorang mahasiswa dituntut untuk dapat mengembangkan dan melatih pola pikirnya
untuk lebih kreatif. Hal ini menunjukkan
bahwa proses pembelajaran dan pengembangan pemikiran dengan baik dan membuktikan
bahwa strategi belajar yang dipilihnya sudah tepat dan berhasil.
BAB
8
PEMBELAJARAN YANG EFEKTIF
A.
Hakikat Pembelajaran Efektif
Yusuf Hadi Miarso (1993) memandang bahwa pembelajaran yang efektif
adalah pembelajaran yang dapat menghasilkan belajar yang bermanfaat dan
terfokus pada siswa (student centered) melalui penggunaan prosedur yang
tepat. Definisi ini mengandung arti bahwa pembelajaran yang efektif terdapat
dua hal penting, yaitu terjadinya belajar pada siswa dan apa yang dilakukan
oleh guru untuk membelajarkan siswanya.
Suatu proses belajar mengajar dapat dikatakan berhasil baik, jika
kegiatan belajar mengajar tersebut dapat membangkitkan proses belajar.
Penentuan atau ukuran dari pembelajaran yang efektif terletak pada hasilnya.
Bagaimana kita dapat menentukan pembelajaran yang efektif? Tentunya
memerlukan indikator untuk mengukurnya. Menurut Wotruba dan Wright (1985)
berdasarkan kajian dan hasil penelitian, mengidentifikasi 7 (tujuh) indikator
yang dapat menunjukkan pembelajaran yang efektif.
1.
Pengorganisasian Materi yang Baik
Pengorganisasian
adalah bagaimana cara mengurutkan materi yang akan disampaikan secara logis dan
teratur, sehingga dapat terlihat kaitan yang jelas antara topik satu dengan
topik lainnya selama pertemuan berlangsung.
Faktor lain
yang perlu dipertimbangkan dalam penyajian materi adalah bagaimana kemampuan
daya serap peserta didik. Daya serap tersebut bertalian erat dengan motivasi
dan kesiapan belajar mereka.
Kesiapan belajar individu ditentukan
oleh penguasaan pengetahuan yang telah dipelajari sebe;umnya, keterampilan
membaca dan mendengar tingkat pendidikan yang telah dicapai, dan tingkat
kesulitan materi. Pengorganisasian materi juga mencakup faktor penunjang
lainnya yang digunakan selama proses penyajian. Faktor penunjang tersebut
antara lain, yaitu penggunaan media, sikap, gerak-gerik mengajar, dan cepat
lambat penyajian.
2.
Komunikasi yang Efektif
Kecakapan dalam
penyajian materi termasuk pemakaian media dan alat bantu atau teknik lain untuk
menarik perhatian siswa, merupakan salah satu karakteristik pembelajaran yang
baik. Komunikasi yang efektif dalam pembelajaran mencakup penyajian yang jelas,
kelancaran berbicara, interpretasi gagasan abstrak dengan contoh-contoh,
kemampuan wicara yang baik (nada, intonasi, ekspresi), dan kemampuan untuk
mendengar.
Kemampuan
berkomunikasi tidak hanya diwujudkan melalui penjelasan secara verbal, tetapi
dapat juga berupa makalah yang ditulis, rencana pembelajaran yang jelas dan
mudah dimengerti.
Jenis komunikasi lain yang sangat
penting adalah komunikasi interpersonal. Bagi seorang guru, membangun suasana
hangat dengan para siswa dan antara sesama siswa sangatlah penting. Suasana
saling menerima, saling percaya akan meningkatkan efektivitas komunikasi.
3.
Penguasaan dan Antusiasme terhadap Materi Pelajaran
Seorang guru
dituntut untuk menguasai materi pelajaran dengan benar, jika telah menguasainya
maka materi dapat diorganisasikan secara sistematis dan logis. Penguasaan kan
materi saja tidak cukup, penguasaan itu pula harus diiringi dengan kemauan dan
semangat untuk memberikan pengetahuan dan keterampilan kepada para siswa.
4.
Sikap Positif terhadap Siswa
Sikap positif
dapat ditunjukkan baik dalam kelas kecil maupun kelas besar. Dalam kelas kecil
ditunjukkan dengan cara memberikan perhatian pada orang per orang, sedangkan
dalam kelas besar diberikannya kepada kelompok yang mengalami kesulitan.
Bantuan kepada para siswa diberikan apabila mereka sudah berusaha sendiri.
5.
Pemberian Nilai yang Adil
Keadilan dalam pemberian nilai
tercermin dari adanya:
a.
Kesesuaian
soal test dengan materi yang diajarkan merupakan salah satu tolak ukur
keadilan;
b.
Sikap
konsisten terhadap pencapaian tujuan pembelajaran;
c.
Usaha
yang dilakukan siswa untuk mencapai tujuan;
d.
Kejujuran
siswa dalam memperoleh nilai;
e.
Pemberian
umpan balik terhadap hasil pekerjaan siswa;
6.
Keluwesan dalam Pendekatan Pembelajaran
Pendekatan yang
luwes dalam pembelajaran dapat tercermin dengan adanya kesempatan waktu yang
berbeda diberikan kepada siswa yang memang mempunyai kemampuan yang berbeda.
Kepada siswa yang mempunyai kemampuan yang rendah diberikan kesempatan untuk
memperoleh tambahan waktu dalam kegiatan remedial. Sebaliknya kepada siswa yang
mempunyai kemampuan di atas rata-rata diberikan kegiatan pertanyaan. Dengan
demikian, siswa memperoleh pelayanan yang sesuai dengan kemampuan mereka.
7.
Hasil Pembelajaran Siswa yang Baik
Indikator
pembelajaran efektif dapat diketahui dari hasil belajar siswa yang baik.
Petunjuk keberhasilan belajar siswa dapat dilihat bahwa siswa tersebut
menguasai materi pelajaran yang diberikan.
B.
Prinsip-Prinsip Belajar pada Pembelajaran
Berikut beberapa prinsip belajar dalam pembelajaran yang efektif:
1.
Perhatian
2.
Motivasi
3.
Keaktifan
4.
Keterlibatan
Langsung atau pengalaman
5.
Pengulangan
6.
Tantangan
7.
Balikan
atau penguatan
8.
Perbedaan
individual
C.
Beberapa Faktor yang Memengaruhi Keefektifan Belajar Siswa
1.
Faktor Internal Siswa
a.
Aspek Fisiologis
Kondisi kesehatan tubuh secara umum
memengaruhi semangat dan konsentrasi belajar siswa dalam mengikuti belajar
siswa dalam mengikuti pelajaran. Faktor kelemahan fisik yang terdapat pada
siswa yang dapat memengaruhi efektivitas pembelajaran (Abin Syamsuddin, 1999),
yaitu:
1)
Pusat
susuna syaraf tidak berkembang secara sempurna karena luka atau cacat atau
sakit sehingga membaca gangguan yang cenderung menetap;
2)
Pancaindera
(mata, telinga, alat bicara) berkembang kurang sempurna sehingga menyulitkan
proses interaksi secara efektif;
3)
Ketidakseimbangan
perkembangan dan reproduksi serta berfingsinya kelenjar tubuh, sehingga
mengakibatkan kelainan perilaku dan gangguan emosional;
4)
Cacat
tubuh atau pertumbuhan yang kurang sempurna, yang dapat menyebabkan kurang
percaya diri siswa;
5)
Penyakit
menahun yang dapat mengakibatkan hambatan pada siswa dalam belajar secara
optimal.
b.
Aspek Psikologis
1)
Tingkat kecerdasan dan inteligensi siswa
Tingkat kecerdasan atau inteligensi
(IQ) berpengarih terhadap keberhasilan siswa. Hal ini dapat diartiakn bahwa
semakin tinggi tingkat inteligenisi siswa, maka semakin besar kemampuan siswa
tersebut untuk mencapai hasil yang optimal.
2)
Sikap Siswa
Siswa yang memiliki sikap yang
positif terhadap pelajaran dan guru yang menyampaikan pelajaran merupakan suatu
awal yang baik bagi proses pembelajaran selanjutnya.
3)
Bakat siswa
Setiap anak memiliki bakat dalam
arti berpotensi dalam mencapai prestasi sampai dengan tingkat tertentu sesuai
dangan kapasitasnya masing-masing.
2.
Pendekatan Belajar
a.
Pengertian Belajar
Kemampuan siswa untuk
mengorganisasikan belajar turut mempengaruhi efektivitas belajarnya. Kemampuan
siswa da memprosesnya menjadi sesuatu yang bermakna dapat dilakukan dengan mengorganisasi
waktu belajar.
b.
Hambatan Mengorganisasikan Belajar
Di dalam kenyataan sehari-hari
seringkali kita jumpai banyak hal yang telah kita pelajari tidak dapat kembali
kita reproduksi. Peristiwa ini biasa disebut dengan lupa.
Selain faktor lupa, hal lainnya yang
cukup mempengaruhi efektifitas pembelajaran ditinjau dari siswa adalah adanya
kejenuhan belajar, artinya adanya ketidakmampuan individu untuk
mengakomodasikan informasi atau pengalaman baru.
Hambatan yang dapat ditemui siswa
dalam proses diminimalkan melalui pengorganisasian belajar dan mendorong mereka
untuk mampu mengatur (meregulasi) sendiri belajarnya (self regulated learning)
dan tidak bergantung dengan sumber yang ada di luar dirinya. Usaha ini
dilakukan berdasarkan asumsi bahwa
1)
Siswa
dapat memperbaiki kemampuan belajarnya sendiri melalui refleksi dan monitoring
belajarnya
2)
Siswa
mampu untuk dapat memilih, menyusun, dan bahkan menciptakan lingkungan belajar
yang menyenangkan, dan
3)
Mampu
secara aktif memilih bentuk dan materi pembelajaran yang sesuai.
BAB
9
PEMBELAJARAN YANG MENARIK
A.
Pembelajaran yang Menarik
Pembelajaran
yang menarik lebih pada variabel hasil belajar. Ada 3 indikator yang masuk
dalam variabel hasil belajar, yakni:
1)
Keefektifan
yang diukur dengan presentase yang diperoleh siswa berdasarkan tujuan yang
telah ditetapkan
2)
Efisiensi
yang diukur dengan keberhasilan yang dicapai tidak terlalu memikirkan waktu dan
biaya yang terlalu besar
3)
Menarik
yang diukur dengan makin tinggi keefektifan pembelajaran
B.
Mengapa Pembelajaran Harus Menarik?
Dalam merancang teknik mengajar, aktivitas-aktivitas yang dipilih
perlu mempunyai urutan yang baik. Ia perlu diselaraskan dengan isi kemahiran
dan objektif pembelajaran. Penggunaan kaidah dan teknik yang bervariasi akan
menjadikan sesuatu pembelajaran itu menarik dan akan memberi ruang untuk
membolehkan pelajar terlibat secara aktif sepanjang sesi pembelajaran tanpa
merasa jemu dan bosan.
Dalam pembelajaran, terdapat beberapa kaidah dan teknik yang
berkesan boleh digunakan oleh guru. Dari segi penggunaan teknik, guru boleh
menggunakan apa saja teknik yang dipikirkan, misalnya teknik menerangkan,
teknik mengkaji, teknik penyelesaian masalah dengan cara yang mudah, dan teknik
bercerita.
C.
Model Pembelajaran yang Menarik
1.
Model
Role Playing dalam Aktivitas Pembelajaran
Salah satu alternatif model
pembelajaran yang dapat dikembangkan dalam kegiatan pembelajaran adalah model
belajar role playing. Menurut Zuhaerini (1983), model ini digunakan
apabila pelajaran dimaksudkan untuk:
a)
Menerangkan
suatu peristiwa yang di dalamnya menyangkut orang banyak dan bedasarkan
perkembangan didaktik lebih baik didramatisasikan daripada diceritakan, karena
akan lebih jelas.
b)
Melatih
anak-anak agar mereka mampu menyelesaikan masalah-masalah sosial-psikologis,
dan
c)
Melatih
anak-anak agar mereka dapat bergaul dan memberi kemungkinan bagi pemahaman
terhadap orang lain beserta masalahnya.
2.
Model Pembelajaran Creative Problem Solving
Model “Creative Problem Solving”
(CPS) adalah suatu model pembelajaran yang melakukan pemusatan pada
pembelajaran dan keterampilan pemecahan
masalah, yang diikuti dengan penguatan keterampilan.
Adapun proses dari model
pembelajaran CPS, sebagai berikut:
a.
Klarifikasi
masalah
b.
Evaluasi
dan pemilihan
c.
Implementasi
3.
Model Group Investigation
Dalam pembelajaran kooperatif, model
Group Investigation, interaksi sosial menjadi salah satu faktor penting
bagi perkembangan skema mental yang baru. Dimana dalam pembelajaran ini memberi
kebebasan kepada pembelajar untuk berpikir secara analitis, kritis, kreatif,
reflektif dan produktif.
Yang harus diperhatikan dalam
melaksanakan pembelajaran menarik adalah:
1.
Memahami
sifat yang dimiliki anak
2.
Mengenal
anak secara perorangan
3.
Memanfaatkan
perilaku anak dalam pengorganisasian belajar
4.
Mengembangkan
kemampuan berpikir kritis, kreatif dan kemampuan memecahkan masalah
5.
Mengembangkan
ruang kelas sebagai lingkungan belajar yang menarik
6.
Memanfaatkan
lingkungan sebagai sumber belajar
7.
Membedakan
antara aktif fisik dan aktif mental
ANALISIS
Konsep
dasar penerapan strategi pembelajaran berawal dari tanggung jawab dan
profesionalisme seorang guru. Pembelajaran harus diatur sedemikian rupa
sehingga akan diperoleh dampak pembelajaran secara langsung (instructional
effect) ke arah perubahan tingkah laku sebagaimana dirumuskan dalam tujuan
pembelajaran.
Sebagaimana
yang diungkapkan penulis dalam buku ini, beliau menyebutkan bahwa strategi
pembelajaran dilakukan ke arah perubahan tingkah laku yang lebih baik. Strategi
pembelajaran yang akan dipilih dan digunakan oleh guru bertitik tolak dari
tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan di awal. Agar diperoleh tahapan
kegiatan pembelajaran yang berdaya dan berhasil guna, maka guru harus mampu
menentukan strategi pembelajaran apa yang akan digunakan.
Dalam teori
pembelajaran kreatif, penulis juga mengisahkan bahwa seorang mahasiswa dituntut
untuk dapat mengembangkan dan melatih pola pikirnya untuk lebih kreatif. Hal ini menunjukkan bahwa proses pembelajaran
dan pengembangan pemikiran dengan baik dan membuktikan bahwa strategi belajar yang
dipilihnya sudah tepat dan berhasil.
KESIMPULAN
PAILKEM
merupakan sinonim dari Pembelajaran Aktif, Inovatif, Lingkungan, Kreatif,
Efektif, dan Menarik. Strategi pembelajaran PAILKEM merupakan salah satu
strategi yang dapat diterapkan dalam kegiatan pembelajaran. Dimaksudkan dengan
strategi karena bidang garapannya tertuju pada bagaimana cara: (1)
pengorganisasian materi pembelajaran, (2) menyampaikan atau menggunakan metode
pembelajaran, dan (3) mengelola pembelajaran sebagaimana yang dikehendaki oleh
ilmuan pembelajaran selama ini.
Pemilihan
strategi pembelajaran yang akan digunakan dalam proses pembelajaran harus
berorientasi pada tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Selain itu harus
disesuaikan dengan jenis materi, karakteristik peserta didik serta situasi
calon, kondisi dimana proses pembelajaran tersebut akan berlangsung.
Kriteria
pemilihan strategi pembelajaran hendaknya diladasi prinsip efisiensi, dan
efektifitas dalam mencapai tujuan pembelajaran dan tingkat keterlibatan peserta
didik: strategi pembelajaran manakah yang dapat membantu peserta didik dalam
mencapai tujuan yang telah dirumuskan? Pemilihan strategi pembelajaran yang
tepat dirahkan agar peserta didik dapat melaksanakan kegiatan pembelajaran
secara optimal.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar